Friday, August 3, 2012

Smartphone Bikin Orang “Gila Kerja”


Kemunculan smartphone memicu pola hidup workaholic atau gila kerja bagi penggunanya. Mengapa bisa begitu?
Idealnya, orang bekerja 7 jam dalam sehari. Tapi agaknya itu tak berlaku lagi sejak era teknologi informasi, terutama dengan hadirnya ponsel pintar alias smartphone.  Jam kantor bisa saja berakhir pada pukul 5 sore, faktanya pekerjaan tetap mendera hingga malam, bahkan akhir pekan. Panggilan telepon, email, SMS, pesan instan, yang berkaitan dengan kerja, bisa datang kapan saja.
Sebanyak 60% pekerja pengguna smartphone menyatakan mereka terus terhubung dengan urusan kantor agar tetap terorganisir. Sementara 40% lain mengatakan tak punya pilihan selain melakukan itu. Demikian menurut survei online yang melibatkan 1000 pekerja usia dewasa di Amerika, oleh Good Technology.
Total, 80% pekerja mengaku tetap online dan bekerja walau sudah meninggalkan kantor.  Waktu yang mereka habiskan untuk bekerja di luar jam kantor rata-rata 7 jam per minggu, setara dengan 30 jam sebulan, atau 365 jam per tahun.  Setiap hari, 68% dari mereka memeriksa email sebelum jam 8 pagi.  Bahkan 50% memeriksa email saat masih di tempat tidur. Di malam hari, 40% masih ber-email-ria setelah jam 10 malam.  Dan 69% tak lupa memeriksa email sebelum berangkat tidur.
Wow, mengagumkan juga ya semangat kerja mereka.  Mungkin sebaiknya perlu dipikirkan juga “uang lembur” bagi 30 jam ekstra kerja setiap minggunya. Bagaimana dengan Anda? Apakah tergolong workaholic juga, atau bahkan lebih?

from netsains.net
read more

AADB ( Ada Apa Dengan Benci? )


“Benci” merupakan sebuah kata yang “kuat” dan sering digunakan. “Aku benci hujan”, “Aku benci mantan kekasihku” dan selanjutnya merupakan kalimat-kalimat yang mengandung kata “benci” dan bermakna negatif. Kita menggunakan kalimat ini setiap hari dengan mudah dan tanpa kita sadari. Mungkin beberapa menit yang lalu pembaca baru saja menggunakan kata tersebut.
Saya ingin sekali mengatakan bahwa saya tidak membenci apapun, akan tetapi tentu saja, itu adalah sebuah kebohongan. Kita semua memiliki kebencian. Kebencian merupakan sebuah kondisi emosional yang mana kita semua lahir dengan hal tersebut dan harus mengatasinya dalam kehidupan sehari-hari. Bilamana kebencian menjadi liar dan tidak terkendali dalam diri kita, hal tersebut akan berubah menjadi perilaku dalam wujud prasangka, kekerasan dan lain sebagainya. Jika kebencian ini merupakan perilaku bukan bawaan lahir, seperti hal yang dipelajari, maka saya yakin itu dapat diubah.
Hampir sebagian besar hal negatif yang terjadi di dunia ini berasal dari kebencian seperti rasisme, anarkisme, vandalisme dan separatisme. Perang adalah salah satu contoh paling nyata dan merupakan produk riil dari sebuah kebencian baik antar individu hingga negara. Dan contoh kecil seperti sepakbola dapat menjadi pelajaran berharga.
Sebagaimana kita ketahui pergelaran Euro 2012 telah berakhir, dimana Spanyol keluar sebagai juara. Ini merupakan gelar Euro kedua mereka berturut-turut setelah tahun 2008. Siapapun yang menonton pertandingan malam Senin itu tahu benar bahwa Italia yang menjadi lawan dibuat tidak berkutik dan kalah telak 4-0.
Jujur, saya adalah penggemar Italia sejak era Roberto Baggio dan Paolo Maldini pada tahun 1994 dan cukup sedih melihat kekalahan Italia. Namun, jauh lebih bersedih ketika melihat pada keesokan harinya banyak beredar di media sosial FacebookTwitter dan jurnal-jurnal onlinememajang gambar lelucon mengenai salah seorang pemain Italia. Beberapa bahkan saya terima via BlackBerry Messenger.
Mungkin mereka yang membuat gambar tersebut tidak sadar sedang menyebarkan kebencian, jika diperbolehkan dapat juga dikatakan rasis. Mungkin juga bagi mereka itu semua hanya lelucon ringan. Mungkin juga saya yang memandang hal tersebut berbeda dan melihat hal tersebut sebagai sesuatu yang kurang baik. Atau, seperti beberapa teman saya mengatakan saya terlalu serius.
Pada akhirnya, ketika saya mencoba melihat hal tersebut dari sudut pandang yang berbeda, saya menyadari bahwa “semakin besar seseorang, maka semakin besar pula perhatian tertuju padanya, baik positif maupun negatif”. Perhatian negatif, tetaplah merupakan perhatian, karena mereka menyempatkan waktu untuk membuat lelucon tersebut dan menyebarkannya.
Hidup disusun atas kebaikan dan keburukan, Hal-hal buruk dapat mengajarkan kita untuk menyadari hal-hal yang baik. Satu-satunya hal yang dapat membatasi kebencian merajalela adalah rasa hormat kepada satu sama lain (respek). Sebagaimana Raja Priam dari Troy pernah menghadap Achilles dari Yunani, sang musuh dan berujar “you’re still my enemy tonight, but even enemy can show some respects”.
Semua kembali kepada pribadi masing-masing dan bagaimana tiap individu melihat dunia ini. Tapi, jika memungkinkan, janganlah membenci.
“Don’t hate, it’s too big a burden to bear.” – Martin Luther King.
read more

Perkembangan dan Pertumbuhan Masa Anak-Anak

Setiap individu mengalami perkembangan. Setiap individu pun mengalami pertumbuhan. Namun, dapatkah ditemukan perbedaan signifikan antara keduanya?  Jawabannya, tentu bisa. Perkembangan adalah proses perubahan yang bersifat konstan dan kualitatif dalam diri setiap individu menuju kedewasaan. Contohnya, seorang bayi yang mulai bisa memanggil orangtuanya dengan sapaan ‘Ma..ma..ma.’. Meski terdengar simple, namun itulah salah satu contoh perkembangan. Sedangkan pertumbuhan adalah proses perubahan yang bersifat alamiah dan kuantitatif pada diri individu, berkaitan dengan organ jasmani.
Dalam Psikologi Perkembangan, proses perkembangan dibagi menjadi 8 tahap yakni :
1. Permulaan Kehidupan
2. Masa Pranatal
3. Proses Kelahiran
4. Masa Bayi
5. Masa Anak-Anak ;
- Masa Anak-Anak (Awal)
-Masa Anak-Anak (Akhir)
6.Masa Remaja
-Masa Remaja (Awal)
- Masa Remaja (Akhir)
7. Masa Dewasa
- Masa Dewasa (Awal)
- Masa Dewasa (Madya)
- Masa Dewasa (Akhir)
8. Masa Akhir Kehidupan
Setiap masa memiliki karakteristik tersendiri yang membedakannya dengan tahapan lain, termasuk pada masa awal anak-anak yang notabene harus lebih diwaspadai. Tinggi dan berat badan mereka bertambah dikarenakan beberapa faktor seperti gizi, kesehatan dan faktor individual. Proses mienilisasi (sel syaraf dilapisi oleh lapisan sel lemak) meningkatkan kecepatan dan ketepatan anak dalam menerima, mengolah serta menyalurkan informasi. Seiring dengan peningkatan tersebut, meningkat pula ukuran otak anak.Tak hanya itu, visualisasi mereka pun meningkat. Hal ini dpat dibuktikan dnegan fokus kerja mereka dalam memusatkan penglihatan.
Anak-anak identik dengan ‘kelebihan energi’ menyebabkan mereka terus bergerak, bergerak dan bergerak, seolah tak kenal lelah. Pada masa ini aspek motorik mereka terbagi menjadi motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar berkaitan dengan kemampuan berjalan, berlari, berenang, menyeimbangkan badan, melempar, melompat dan menangkap. Sementara motorik halus berkaitan dnegan kemampuan mengancingkan baju, meniru bentuk, menggunting, dan sebagainya.Keduanya jenis motorik tersebut terjadi pada usia antara 2,5 – 5,5 tahun.
Tak jarang anak-anak mengalami kesulitan pola makan. Mereka umumnya lebih memilih makanan cepat saji dan ‘say no to sayuran’. Padahal sayuran baik bagi pertumbuhan mereka. Tak perlu paksaan, tak perlu kecaman. Dewasa ini, berbagai trik dan tips pun ditawarkan guna kebutuhan sayuran anak. Pemberian sayuran pada anak dapat ‘dimanipulasi’ dengan menyisipkan sayuran pada makanan mereka. Contohnya nugget buatan yang di dalamnya berisi sayur. Untuk trial pertama, cobalah porsi sayuran dan daging 1:4. Selanjutnya tingkatkan porsi sayuran dibandingkan daging, dengan begitu niscaya lidah anak akan terbiasa dengan sayuran. Atur pola makan sehat untuk anak dengan menu 4 sehat lima sempurna dan halal.
Ada motorik, maka ada pula kognitif. Menurut Piaget, perkembangan kognitif anak usia prasekolah berada pada periode praoperasional yang ditandai dengan munculnya kemampuan menalar, menguat dan melemahnya egosentrisme, serta timbulnya gagasan imajinatif.Berbicara aspek kognitif, berbicara pula mengenai kreativitas anak. Kreativitas atau daya kreasi dikatakan muncul jika ia bersifat tidak biasa. Setiap anak cenderng bersifat kreatif. Mereka berpotensi besar menciptakan hal-hal baru dan tak biasa, terlepas dari baik buruknya. Sekarang, tinggal bagaimana orangtua mengarahkan ke arah yang positif.
Keluarga memegang peranan kuat dari setiap tahap perkembangan anak. Di sinilah perkembangan sosial dan emosi anak bermula. Untuk itulah, penting bagi orangtua memperhatikan pola pengasuhan, harmonisasi dan relas antar anggota keluarga. Komunitas selanjutnya dalam sosialisai anak adalah teman sebaya. Kehadiran merka penting sebagai pembanding di luar lingkungan keluarga dan sebagai sumber informasi. Biarkan anak bermain, sebab dengan bermain dapat meningkatkan kerjasama, eksplorasi dan perkembangan kognif.
Masa akhir anak-anak terjadi pada rentang usia 6-12 tahun. Umumnya pada akhir masa ini, anak-anak mengalami kematangan seksual, baik laki-laki maupun perempuan. Bahaya yang harus diwaspadai antara lain; kecanggungan, bentuk tubuh yang berubah, perilaku sosial yang berubah, dan sebagainya. Untuk selanjutnya mereka menuju masa remaja. Pada saat itulah masa anak-anak berakhir.

from netsains.net
read more

Cuma 5% Orang Tua yang Khawatir Anaknya Akses Konten Dewasa

Ada banyak bahaya yang mengancam anak-anak di dunia maya, dan tidak semua anak maupun orang tua siap menghadapinya. Ternyata jumlah orang tua yang punya prioritas melindungi anaknya dari konten dewasa masih cukup minim. Dari survei yang dilakukan Harris Interactive pada 9000 user internet di Amerika, Rusia, dan Eropa pada Februari hingga Maret 2012, hanya 5% saja user yang memprioritaskan proteksi anak mereka dari konten dewasa.
Di sisi lain, komunitas online saat ini semakin banyak yang berusia muda, dengan laptop atau ponsel pintarnya. Bahkan anak-anak sekolah pun sudah terbiasa dengan perangkat elektronik canggih tersebut. Sebanyak 35% dari mereka mengakses internet dari ponsel, dan 62% dari ponsel pintar.
Dengan kondisi tersebut, selayaknya makin banyak orang tua yang mengkhawatirkan anak-anak mereka yang kian banyak menghabiskan waktu di chat room atau social media. Sebesar 10% dari responden mengkhawatirkan hal tersebut. Mereka takut anak-anaknya mengalami atau terlibat kekerasan virtual, atau mengakses konten terlarang. Hal lain yang juga dikhawatirkan adalah anak-anak memberikan informasi penting ke orang tak dikenal.
Adabeberapa software yang bisa dipakai orang tua untuk memonitor perilaku online anak-anak mereka, khususnya yang masih di bawah umur. Salah satunya modul Parental Control dari Kaspersky Internet Security 2012 yang dapat mengatur akses anak ke web dan aplikasi, serta memantau komunikasi mereka dengan teman-teman di social media. Selain diinstal di komputer, software ini juga bisa diintal di ponsel pintar maupun tablet, seperti Kaspersky Parental Control for Android. Program ini dapat memblokir web yang berisi konten dewasa atau berbahaya bagi anak-anak.
Selain memasang software pelindung, orang tua juga sebaiknya mengajak anak berkomunikasi dan berdiskusi mengenai bahaya yang mengancam di dunia maya.

from netsains.net
read more

Dominasi Asam, Basa, dan Garam pada Pelajaran Kimia


Ilustrasi dari www.funsci.com


Bahasan kimia kelas 11 sma fokus pada larutan, larutan asam-basa dan garam, diobok-obok sampai habis karena larutan adalah hal penting yang ada di sekitar kehidupan ini. Banyak zat beserta sifatnya menjadi bermakna karena sifat keasaman dan kebasaannya demikian pula kombinasi asam-basa yaitu garamnya. Jadi simak bahasan itu semua dengan baik pada semester 2 ini.
Konsep asam basa ini akan menjadi hal yang sangat-sangat penting untuk mempelajari sifat-sifat kimia pada bahasan kimia lanjut. Apalagi kalau berminat di bidang yang ada kaitannya dengan kimia. Di sma bahasan asam basa masih cukup sederhana dan mendasar, namun mengasyikkan untuk memanjakan nafsu otak kalkulasi dan logika. Hiruk pikuk bahasan asam basa kebanyakan ada pada penentuan mana asam basa serta masing-masing konjugasinya juga tak dan tik hitungan derajat keasaman (pH) beserta parameter yang terkait (konsentrasi, volume, massa, dan lain lain).
Zat utama dalam bahasan ini adalah ion hidrogen dan ion hidroksida  yang dihasilkan ketika zat lain dilarutkan dalam pelarut umum (air). Banyaknya ion-ion tersebut akan menjadi sentral dalam kalkulasi sistem larutan. Kalkulasi tersebut diejahwentahkan dalam satuan konsentrasi molar (M). Banyak parameter yang terkait molar ini, bisa datang dari mana saja sebagai “sumber masalah” soal-soal larutan. Jangan sampai konsep terlepas ketika sedang asyik berhitung. Kimia bukanlah soal hitung-menghitung laksana matematika. Jadi kalau menguasai konsep mol dan teori asam basa maka tidak ada hal yang akan menyulitkan untuk menyelesaikan persoalan kimia asam-basa ini.
Ada beberapa teori tentang asam basa, namun keduanya bersifat relatif. Tidak ada larutan yang mutlak asam atau basa. Kerelatifan asam basa larutan sesungguhnya jika ada dalam pasangan zat  (lingkungan) saat terjadi reaksi. Ini mirip kalau kita membandingkan manusia satu dengan manusia lainnya. Silahkan kejar dan banyak tanya tentang kemanfaatan bahasan ini atau kalau malu bertanya jelajahlah jagad maya, pasti ketemu jawaban-jawaban rasa penasaran kita.
Pantas saja bahasan asam basa ini diberi porsi lebih karena manusia sebagai makhluk pembelajar tak akan lepas dari larutan. Fakta bahwa makhluk hidup didominasi oleh larutan menyebabkan ia fokus pada asam basa juga . Bahkan sehat atau sakitnya manusia bisa diindikasikan oleh derajat asam basa pada ekskresi maupun sekresi zat yang dihasilkan tubuhnya. So penting banget kan?!

Lebih lanjut bahasan dan eksperimen tentang asam basa yang cukup gamblang bisa dikunjungi di web funsci.com. Selain itu di wikipedia juga tersedai bahasan ringkas tentangasam dan basaSitus lain cukup banyak untuk dijadikan referensi kalau tertarik dengan bahasan ini.

from netsains.net
read more

Akrilamida dalam Makanan

French Fries
Anda penggemar kentang goreng atau anda penikmat kopi?! Hmm. Sebaiknya baca dulu artikel ini here it goes..
Pada tahun 2002 lalu, para ilmuwan swedia menghebohkan dunia dengan mengumumkan penemuan adanya akrilamida dengan jumlah yang signifikan dalam berbagai makanan yang telah dimasak (Robin, 2007).
Pembentukan Akrilamida di dalam makanan terjadi karena adanya reaksi antara asam amino asparagin dengan gula pereduksi seperti glukosa dan fruktosa. Pembentukan ini merupakan bagian dari reaksi maillard, dimana terjadinya pencoklatan dan perubahan flavor pada makanan yang telah dimasak. Pembentukan Akrilamida terjadi khususnya pada proses pemasakan dengan menggunakan suhu tinggi seperti proses penggorengan atau pemanggangan (di atas 120 derajat Celsius) dan pada kondisi kelembaban yang rendah. Beberapa makanan diketahui juga mengandung akrilamida dalam kondisi kelembaban tinggi pada temperatur yang rendah, misalnya jus buah prem dan zaitun hitam yang sudah dikalengkan. Badan Pengawas Makanan Amerika Serikat mendeteksi akrilamida pada makanan ini selama pengambilan sampel makanan yang dilakukan FDA dalam program penyelidikan diet total (Robin, 2007).
World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa pada populasi umum, rata-rata asupan akrilamida melalui makanan berada pada rentang 0,3–0,8 μg/kg BB/hari. Environmental Protection Agency (EPA) pada tahun 1992 dan WHO pada tahun 1985 telah membatasi kadar akrilamida dalam air minum sebesar 0,5 μg/liter (ppb). Office of Environmental Health Hazard Assesment (OEAHHA), salah satu divisi EPA yang berlokasi di California, Amerika Serikat telah menetapkan bahwa 0,2 μg/hari akrilamida tidak bersifat sebagai agen pencetus kanker. Peneliti Swedia mendapatkan bahwa terdapat konsentrasi akrilamida yang sangat besar pada makanan yang digoreng (keripik kentang, median 1200 μg/kg; kentang goreng, 450 μg/kg), dan makanan yang dipanggang (sereal dan roti, 100-200 μg/kg) (Harahap, 2006).
Akrilamida ditemukan terutama pada makanan yang berasal dari tanaman, khususnya produk olahan kentang seperti kentang goreng dan keripik kentang; makanan olahan sereal seperti kue, biskuit, sereal sarapan pagi, dan roti panggang; dan kopi. Pada tahun 2005, peneliti di Badan Pengawas Makanan Nasional memperkirakan bahwa rata-rata konsumen Amerika Serikat mengkonsumsi akrilamida sebanyak 0,4 μg/kg berat badan/hari (μg/kg-bw/d), sementara perkiraan rata-rata pada konsumen internasional adalah 0,2 sampai 1,4 μg/kg-bw/d (Robin, 2007).
Roasted Breads
Berdasarkan percobaan pada hewan, akrilamida diekskresikan dalam jumlah besar melalui urin dan empedu sebagai metabolitnya. Diketahui terdapat akrilamida dalam air susu tikus yang sedang menyusui. Data-data farmakokinetika akrilamida pada manusia masih sedikit, namun antara manusia dan hewan mamalia belum terdapat data yang dengan pasti menunjukkan perbedaan dari keduanya (Harahap, 2006).
Selama ini, belum ada data yang pasti tentang berapa persisnya asupan konsentrasi akrilamida yang beresiko menyebabkan kanker. Baru-baru ini, uji toksikologi yang dilakukan oleh suatu lembaga penelitian di AS menyarankan asupan harian akrilamida yang dapat ditolerir untuk mencegah resiko kanker adalah sebesar 2.6 mikrogram per-kg Berat Badan. Nilai ini lebih tinggi dari perkiraan eksposur harian rata-rata akrilamida yang berasal dari makanan pada orang dewasa (0,3 – 0,5 mikrogram per-kg Berat Badan) (Syamsir, 2009).
Banyak penelitian telah memfokuskan pada cara untuk mengurangi pembentukan akrilamida di dalam makanan. Beberapa teknik umum diusulkan untuk pencegahan salah satu dari beberapa tindakan misalnya mengurangi ketersediaan asparagin bebas atau mengurangi gula, memodifikasi bahan-bahan lain, dan mengubah waktu dan suhu memasak. Teknik yang berbeda muncul dan lebih berguna untuk berbagai jenis produk yang berbeda misalnya untuk produk olahan kentang, yaitu pememilihan kentang yang rendah kadar gulanya, mengendalikan kondisi penyimpanan, dan mengurangi waktu atau suhu memasak merupakan metode yang sering dilakukan, sedangkan untuk produk sereal, memodifikasi waktu atau suhu memasak, menghindari penggunaan amonium bikarbonat, dan menggunakan bahan-bahan yang rendah asparagin. Teknik yang disarankan untuk mengurangi akrilamida adalah menggunakan bahan-bahan minor (misalnya, asam amino, kalsium, asam sitrat) yang mengganggu pembentukan akrilamida, dan penggunaan asparaginase untuk mengurangi tingkat asparagin sebelum dimasak. Tidak ada teknik yang baik yang telah diidentifikasi untuk mengurangi akrilamida dalam kopi sembari mempertahankan rasa. Yang tak kalah penting, metode yang paling diusulkan untuk mengurangi akrilamida masih belum terbukti secara komersial. Selain itu, produsen perlu tahu juga apakah metode-metode ini mempengaruhi rasa, stabilitas dan keamanan produk (Robin , 2007).

From netsains.net
read more

Interaksi Protein Patogen-Manusia dipelajari lewat Bioinformatika

Peneliti pada Virginia Bioinformatics Institute (VBI) dan Departemen ilmu komputer pada Virginia Tech telah menyediakan analisa global pertama terhadap interaksi protein manusia dengan protein virus dan protein pada patogen lain. Ilmuwan telah mengamati data eksperimen yang tersedia secara publik dari 190 patogen berbeda yang membangun 10477 interaksi antara protein manusia dan patogen. Pendekatan bioinformatika ini menyediakan peta jaringan yang sangat detail dari protein manusia yang berinteraksi dengan protein pada berbagai patogen. Jaringan interaksi menunjukkan titik intervensi kunci untuk pengembangan terapi kedepannya terhadap penyakit menular.
Matt Dyer, ahli bioinformatika pada VBI dan mahasiswa S2 pada program Genetika, Bioinformatika, dan komputasi biologi pada Virginia Tech berkata: ‘Penyakit menular menghasilkan jutaan kematian setiap tahun. Walaupun banyak upaya telah diarahkan terhadap kajian bagaimana infeksi oleh patogen menyebabkan penyakit pada manusia, hanya akhir-akhir ini saja set data besar dari interaksi protein menjadi tersedia secara publik. Kami telah mengambil kesempatan ini untuk membandingkan interaksi protein antara manusia dan protein patogen dari 190 patogen berbeda untuk menyediakan pemahaman penting pada strategi yang digunakan patogen untuk menginfeksi sel manusia.
Peneliti memberikan perhatian pada dua jaringan protein manusia–protein yang berinteraksi dengan setidaknya dua patogen virus dan preotein yang berinteraksi dengan setidaknya dua patogen bakteri. Istilah Gene Ontology (GO) dikomputasi untuk kedua set protein yang menyediakan informasi kunci pada fungsi dari berbagai protein. Beberapa temuan yang menarik pada kajian ini termasuk demonstrasi yang jelas bahwa patogen lebih suka berinteraksi dengan dua kelas protein manusia yang dikenal sebagai hubs dan bottlenecks. Hubs adalah protein populer yang berinteraksi dengan banyak protein lainnya pada jaringan interaksi protein manusia.
Bottlenecks adalah protein yang terletak pada banyak dari jalur terpendek di jaringan. Patogen sepertinya berusaha memaksimalkan kemungkinan sukses mereka dengan mentargetkan protein penting ini pada waktu infeksi. Dalam banyak kasus, protein manusia yang memediasi efek patogen adalah protein yang diketahui untuk terlibat pada jalur kanker, sebagai contoh faktor transkripsi STAT1 atau protein penekan tumor TP53. Penemuan ini mengarahkan paralel yang menarik antara infeksi patogen dan kanker dan membuka area di masa depan untuk riset.
T.M. Murali, asisten profesor pada Departemen ilmu komputer di Virginia Tech, menambahkan: ‘Kajian sebelumnya telah menunjukkan bahwa jaringan interaksi protein memiliki topologi yang dapat bertahan pada serangan secara random, namun rentan terhadap serangan secara tertarget, sebagai contoh pada hubs. Hasil kami menunjukkan contoh yang mencolok dari bagaimana patogen dapat mengembangkan kemampuan untuk mengeksploitasi struktur interaksi antara protein manusia dalam rangka untuk mempromosikan infeksi. Kajian global ini juga menunjukkan bahwa banyak virus memiliki strategi serupa untuk mengendalikan siklus sel manusia, mengatur program kematian sel, dan mentranspor materi genetik virus menyebrangi membran inti di sel manusia.’
Bruno Sobral, Direktur eksekutif dan ilmiah pada VBI, berkomentar: ‘Penyakit menular telah memberikan beban berat pada sistim kesehatan publik di seluruh dunia. Pada waktu yang sama, industri bioteknologi dan farmasi telah menghadapi tantangan berat untuk meningkatkan inovasi dan produktivitas pada penemuan obat dan vaksin, maupun pada pengembangan. Terobosan dari kajian ini memberikan strategi yang menarik bagi siapapun di komunitas ilmiah yang tertarik dalam rangka menemukan target anti viral dan anti bakterial.’
Peneliti VBI Matt Dyer and Bruno Sobral, dan Peneliti Departemen ilmu komputer T. M. Murali berkontribusi pada  paper, “The Landscape of Human Proteins Interacting with Viruses and other Pathogens.” Paper akan terbit pada edisi February 15, 2008  PLoS Pathogens 4(2): e32. doi:10.1371/journal.ppat.0040032
Diadaptasi dari material yang diberikan oleh  Virginia Tech, via EurekAlert!, servis  AAAS.
diterjemahkan dari sciencedaily.com
from netsains.net
read more

Adds

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More